Saturday, August 17, 2024

Agama Memperlambat Kemusnahan Dunia

Setelah turunannya ayat terakhir, yang menyatakan disempurnakannya agama, dicukupkan nikmat dan diridhainya Islam, maka ini menjadi penanda ditutupnya jalur kenabian di dunia. Semua Ilmu yang bisa dipelajari manusia, semua nikmat yang bisa didapat manusia telah diturunkan. Sehingga manusia harus belajar ilmu untuk mendapatkan semua nikmat itu. 

Akan tetapi jalan Islamlah yang diridhai Allah. Semua usaha kita tidak boleh melenceng dari tuntunan Islam untuk mendapat ridhanya.

Konteks agama dalam Islam mencakup semua ilmu yang bisa dikuasai manusia, katena agama dalam Islam mencakup semua aspek kehidupan, tidak dipisah-pisahkan seperti dunia barat.

Islam  menjadi pihak pertama yang merangkum semua jenis ilmu penngetahuan saat dunia masih terjebak dalam dikotomi ilmu pengetahuan dan sihir, Islam mempelopori cabang-cabang ilmu secara jelas.

Dalam perkembangannya, ketika barat mulai mempelajari ilmu pengetahuan dan mendapati agamanya (kristen) dalam kitabnya banyak yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan, mereka memisahkan ilmu pengetahuan dan agama.

Ini menyebabkan ilmu pengetahuan di barat maju pesat, berkembang tanpa larangan apapun. Sementara di Islam, berjalan lebih pelan, karena kehati-hatian dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dunia Islam mengenal adab sebelum ilmu. Artinya tanpa moral ilmu itu tak berguna. Sementara, di barat semua diperbolehkan, moral bukanlah yang utama. 

Perlombaan ilmu pengetahuan dipakai untuk mengungguli satu sama lain, menguasai satu sama lain.

Demikianlah kolonialisme itu dibangun, berawal dari berkembangnya dan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Kebutuhan akan sumber daya dan penguasaan terhadap bangsa lain menjadikan dunia jatuh pada penjajahan.

Pada tahap awal ilmu pengetahuan membuat manusia mencari produk terbaik dan terunggul, berlomba-lomba paling didepan dan paling dahulu mendapatkannya. 

Dengan berjalannya waktu, mode atau trend merubah pola tersebut, karena trend membuat suatu model hanya bertahan singkat atau lebih cepat. Bukan karena rusak barangnya, tetapi munculnya produk baru menyebabkan produk sebelumnya terlihat kurang uptodate.

Sumber bahan baku dikeruk habis-habisan atas nama trend kekinian, sampah dari model sebelumnya bertumpuk. Harga yang semakin murah menyebabkan eksploitasi tenaga kerja besar-besaran.

Ketika sumber bahan baku menipis dan tidak dimiliki, negara industri mulai melirik negara berkembang dan negara-negara Islam yang berkembang lebih lambat dengan bahan baku melimpah. Dengan berbagai cara berusaha mengeruknya, baik bahan baku maupun manusianya.

Sumber daya alam yang dikeruk habis habisan, mempercepat kepunahan dan kerusakan alam,sementara sampah akibat trend dunia terus bertumpuk. 

Kehidupan seperti ini terus memacu manusia untuk bekerja dan memproduksi barang secara aktif dan berlebih, bukan lagi sesuai kebutuhan, tetapi membanjiri dunia melebihi daya serapnya. Eksploitasi tenaga kerja pun dilakukan demi target produksi. 

Atas nama kemajuan teknologi, trend dan penguasaan pasar, kita terjebak pada siklus penghancuran dunia dan percepatannya.

Agama selama ini mengerem kehidupan seperti itu. Islam dengan sholat 5 waktunya, Budha dengan semedinya, Hindu dengan persembahannya, Kristen dengan doa-doanya, semua membuat dunia berhenti sejenak beristirahat dari hiruk pikuk dan keserakahan manusia.

Tetapi agama semakin kesini dipandang sebagai penghalang, bahkan dianggap sebagai musuh kemajuan.

Agama berusaha menyelamatkan manusia dari kehancuran karena keserakahannya, tetapi semakin kesini makin ditinggalkan.


Agama Memperlambat Kemusnahan Dunia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Kabhumian

0 komentar:

Post a Comment