Begitu istimewanya sholat, sampai-sampai untuk mendapatkan perintah ibadah tersebut Allah memperjalankan Rasululullah ke Sidratul Muntaha. Maqam atau tempat terdekat dengan Allah yang bisa ditempuh oleh seorang Rasulullah.
Ritual sholat dimulai dari masuknya waktu sholat, bersuci, dan persiapan perlengkapan sholat. Lalu ibadah sholat itu sendiri yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam.
Pada tahap awam, kegiatan sholat merupakan penggugur kewajiban bagi hamba. Sholat merupakan bukti seorang hamba itu patuh menyembah Allah sesuai perintah-Nya. Pemenuhan kewajiban sering dibarengi dengan kekhawatiran dan keinginan akan adanya neraka dan surga.
Tingkatan berikutnya adalah kepatuhan dengan kesadaran penuh akan perintah Allah terkait sholat tersebut. Kesadaran akan kewajiban sebagai muslim yang harus menegakkan syariat Islam.
Tingkatan lebih lanjut adalah tingkat kebutuhan akan ibadah, yang jika terlupakan, maka akan merasa ada yang kurang dari hidupnya dan merasa berdosa.
Tingkat diatasnya adalah sholat karena keinginan dan kerinduan akan Allah SWT. Kerinduan menjadi makmum Rasulullah.
Tingkatan paling tinggi adalah tingkatan yang disebut khusyuk. Bercampurnya kerinduan kepada Allah dan Rasulnya dengan hilangnya semua urusan dunia dalam pemikiran dan hatinya.
Saat seorang hamba khusyuk dalam sholatnya, maka dalam dirinya terpancar cahaya sejati yang melingkupi sekeliling dirinya dan memancar ke langit. Langit akan terbuka menyambut cahayanya. Demikianlah cara seorang hamba terhubung dengan langit ketika khusyuk.
Khusyuk bukanlah merupakan satu fenomena pasif turunnya cahaya langit sehingga terhubung dengan seorang hamba, melainkan diawali dengan usaha dan terpancarnya cahaya dari diri seserang ke langit. Mengetuk pintu langit untuk terbuka dan kemudian langit menyambut cahayanya. Setiap lapis langit akan terbuka sesuai tingkat kekhusyukan sang hamba.
Tentunya untuk mencapai tingkat khusyuk, sangatlah sulit. Bahkan sebagian besar manusia yang bisa mencapai tingkat khusyuk pun tidak bisa terjadi sepanjang sholat berjalan. Tetapi kekhusyukan yang hanya sedetik atau sepersekian detik pun telah cukup memberikan energi / cahaya bagi seorang hamba untuk terlindungi dari perbuatan keji dan mungkar.
Ibadah yang diperuntukkan makhluknya yang sedemikian agung, tentunya sangat mengganggu iblis. Sehingga dengan berbagai cara berusaha menghambat hamba Allah untuk bisa khusyuk bahkan kalau bisa menggoda manusia untuk tidak mendirikan sholat.
Itulah kenapa ibadah sholat memiliki rangkaian persiapan yang cukup banyak. Masuk waktu sholat atau menyiapkan waktu sholat merupakan persiapan yang membutuhkan niat yang cukup, sehingga seorang hamba harus mengosongkan waktu tersebut dari kegiatan dunia yang lainnya. Ketetapan hati yang kemudian diikuti dengan bersuci atau berwudlu. membersihkan kotoran dibadan.
Menggunakan pakaian yang bersih dan menutup aurat, serta menuju tempat yang bersih untuk beribadah.
Ini adalah tahap-tahap awal untuk menuntun hati menuju kegiatan sholat. Membuat pikiran dan perasaan membuang sementara urusan dunia.
Kehusyukan sholat bisa diawali dengan ihsan, yaitu beribadah seakan-akan melihat Allah, jika tidak, yakinlah bahwa Allah pasti melihatnya. Ihsan ini menyebabkan seorang hamba tidak memikirkan yang lain selain Allah.
Terhubungnya seorang hamba dengan langit, seperti cahaya yang terpancar dan terhubung antara bumi dengan langit. Secara tidak kasat mata, akan terlihat seperti tiang cahaya antara bumi dengan langit.
Demikianlah tegaknya sholat seperti menegakkan agama Allah, sehingga dikatakan sholat itu tiang agama.
Sholat yang utama adalah sholat berjamaah, kumpulan tiang cahaya dari satu tempat dimana hamba-hamba Allah berjamaah sholat, akan tampak seperti tiang cahaya yang besar, yang kokoh menembus langit.
Wallahu Alam Bishawab
0 komentar:
Post a Comment