Pada dasarnya, semua makhluk tercipta dari satu energi makhluk tunggal yang dikenal dengan nama Nur Muhammad.
Dari satu Nur muhammad tercipta berbagai makhluk dengan level energi dibawahnya, bertingkat tingkat. Ditamsilkan dengan satu cahaya putih yang terdiri dan sumber dari berbagai warna pelangi.
Dari Nur Muhammad diciptakanlah ruang dan waktu, kemudian diciptakan makhluk lain dengan tingkatan energi dibawahnya.
Makhluk dengan tingkatan tertinggi sebenarnya dipegang oleh bangsa azazil, yang kemudian dikutuk menjadi iblis.
Turunan energi, atau energi dibawahnya adalah cahaya, dari level ini diciptakan malaikat. Ditamsilkan seperti api lilin dan cahaya yang terbentuk.
Demikianlah pada awalnya azazil merupakan pimpinan para malaikat, karena memiliki energi paling tinggi.
Sebagaimana lilin, ada asap yang muncul, yaitu proses pembentukan api/energi azazil dan pembentukan cahaya/ energi malaikat dihasilkan zat yang disebut asap / plasma.
Dari level inilah bangsa jin tercipta.
Dunia diciptakan dari materi dengan tingkat terendah energinya. Merupakan zat paling tidak fleksibel, stabil bentuknya. Memiliki memampuan berubah paling susah.
Demikianlah secara ringkas penciptaan makhluk itu terjadi, setelah penciptaan waktu dan ruang dari Nur MUhammad, penciptaan pertama berupa material kasat mata yang disebut material tanah atau zat kasat mata. Zat merupakan material pengisi ruang dan waktu yang terbentuk dari atom-atom. Bentuk lahiriahnya, bisa berupa benda padat, cair atau gas dengan hukum-hukum alam atau sunatullah yang melekat padanya.
Kemudia Allah berkehendak menciptakan makhluk hidup atau makhluk bernyawa dari zat tersebut.
Maka "dibakarlah" zat tersebut sehingga terbentuk energi yang sangat tinggi. Ibarat lilin yang dinyalakan. Terbentuklah api. Dari energi/ api inilah diciptakan azazil. Bersamaan dengan itu terciptalah plasma/ asap, yang daripadanya tercipta jin. Dengan menyalanya lilin, maka cahaya pun terpancar, dari cahaya inilah tercipta malaikat. Kemudian Allah berkehendak menciptakan makhluk hidup baru dari material zat atau sari pati tanah yang disebut manusia.
Ribuan tahun berlalu, surga dan semua makhluk berjalan dengan segala keteraturan yang ada. Dunia dengan berbagai makhluknya berjalan dengan segala hukum alamnya.
Jaman itu, makhluk-makhluk hidup di dunia berada dalam kondisi berjalan apa adanya, berlaku hukum rimba, yang kuat yang bertahan, yang lemah akan mati.
Berbagai bentuk penciptaan makhluk hidup dunia silih berganti, berkembang biak, berevolusi, atau punah.
Ditengah-tengah kondisi inilah, Allah menciptakan Adam. Badan Adam diciptakan dari sari pati tanah. Sari pati dunia. Inti materi seluruh dunia dan seisinya.
Diberikan kepadanya badan yang bagus, akal, nafsu, pemikiran (logika).
Adam dan Azazil dibedakan oleh materi pembentuk jazad dan kemampuan akalnya. Azazil yang badannya tercipta dari api (energi tertinggi) sehingga dapat berubah bentuk ke energi dibawahnya dengan mudah. Bisa meniru siapa saja. Sedang manusia terbuat dari saripati tanah dunia yang relatif stabil dan sulit untuk berubah kebentuk lain.
Selain jazadnya, perbedaan azazil dan adam terletak pada kemampuan otaknya. Kecerdasan yang memang sudah ditanamkan Allah pada Adam sejak dia diciptakan. Kecerdasan inilah yang menyebabkan Adam lebih unggul dari azazil.
Kondisi ini mengingatkan kita akan bangsa Israil, yang ditakdirkan menjadi bangsa yang terpandai di dunia.
Bukan tanpa tujuan Allah menciptakan manusia, Allah berencana menjadikan manusia itu khalifah dimuka bumi, sama seperti azazil yang diciptakan untuk memimpin para malaikat.
Manusia yang diciptakan dari saripati dunia, disiapkan untuk memimpin dunia.
Tetapi keputusan Allah dipertanyakan oleh semua makhluk. Malaikat, Jin, bahkan juga Azazil. Karena mereka tahu, dengan nafsu dan kemampuan akalnya, manusia juga bisa merusak dunia lebih parah daripada makhluk2 bumi lain yang tidak memiliki akal, hanya nafsu dan naluri. Kerusakan yang ditimbulkan mereka hanya meliputi perebutan daerah kekuasaan yang sempit, makanan dan naluri lainnya. Berbeda dengan manusia yang mampu memikirkan banyak hal dimuka bumi.
Pada tahap ini sebenarnya, malaikat, azazil dan jin hanya mempertanyakan, tidak berani membantah.
Akan tetapi kemudian Allah menurunkan perintah yang mengejutkan, yaitu memerintahkan semua makhluk untuk sujud kepada Adam. Semua kaget, apalagi azazil. Tetapi pada akhirnya semua tunduk, kecuali azazil. Dia merasa bahwa adam jazadnya diciptakan dari materi dunia yang rendah, sementara dia diciptakan dari api (energi) yang tingkatannya jauh lebih tinggi.
Maka dikutuklah azazil menjadi berwujud buruk pada bentuk aslinya, diberi nama iblis, diusir dari surga dan dihukum masuk neraka. Tetapi kemudian iblis meminta Allah menangguhkan hukumannya, sampai dunia mengalami kehancuran kiamat dan menuju fase neraka.
Pertanyaan yang muncul dari banyak orang, saat adam di surga, apakah dia memiliki badan seperti didunia ? Apakah iblis saat bertemu adam berubah badannya sehingga memiliki bentuk atau selevel dengan adam. Jika berbeda, bagaimana mungkin keduanya bisa saling bertemu ?
Kesalahpahaman memahami kondisi disurga saat semua makhluk berkumpul untuk sujud terhadap adam, membuat orang kebingungan. Kondisi ini juga memicu orang-orang dari agama tertentu yang menuhankan manusia juga mengalami kebingungan : Jika Tuhan turun di dunia berarti surga kosong dong .. ?? dsb dsb.
Sebenarnya jawabanya sederhana :
Saat makhluk bisa saling ketemu badan, maka mereka pada level energi yang sama.
Kalo begitu apa bedanya manusia, iblis, malaikat, jin jika semua bertemu badan nya ?
Jawaban singkatnya : komposisi dan asal muasal pembentuknya.
asal muasal pembentuk badan :
1. Iblis : api/ energi
2. malaikat : cahaya
3. jin : asap/ plasma
4. manusia : saripati tanah
iblis memiliki tingkat energi tertinggi dari asal muasal penciptaannya, manusia memiliki tingkat energi paling rendah alias paling sulit berubah.
Ketika Allah mempertemukan semua mahluk di satu level energi, maka yang berenergi tinggi, akan diubah memiliki badan dengan level energi dibawahnya. Demikian juga makhluk dilevel energi rendah, akan diubah badanya ke level energi diatasnya.
Dalam pandangan/ bahasa awam, malaikat akan menjelma jadi manusia, atau manusia akan ghaib/ hilang dari pandangan manusia awam, untuk bertemu dilevel energi yang sama.
Sama seperti halnya Isra Miraj Rasulullah, beliau naik dari langit satu hingga langit ketujuh dan mengunjungi 7 lapis bumi. Allah dengan kuasanya merubah level energi Rasulullah dari level paling rendah, bertahap menuju level energi paling tinggi. Pada setiap langit beliau bertemu dengan makhluk yang ditempatkan pada level energi tersebut.
Jadi apakah Rasulullah Miraj dengan badannya ? Jawabannya : Ya, dengan seluruh komposisi badannya yang berubah level energinya pada setiap lapisan langit dan bumi yang dilaluinya.
Bertemu para Nabi dan Rasul yang berbeda-beda pada setiap lapis langitnya.
Lho, berarti mereka masih hidup ?
Ya dan tidak.
Hidup dalam arti memiliki badan seperti saat didunia, tentunya tidak. Hidup dalam arti masih punya kewajiban syariat seperti didunia tentunya tidak.
Tetapi hidup dalam arti bersemayang di lapis langit tersebut, tentunya iya.
Demikianlah, semoga tidak lagi terjadi kerancauan dalam memahami makhluk di tujuh lapis langit, tujuh lapis bumi.
Wallahu a'lam bishawab.
0 komentar:
Post a Comment