Tuhan adalah esensi pencipta, bukan makhluk. Menciptakan tetapi tidak ada yang menciptakan. Ada tapi tidak ada yang mengadakan. Menjadi sebab, tetapi tidak ada yang menyebabkan. Kekal tetapi bukan karena waktu.
Selain sifat wajib bagi Allah, ada sifat mustahil bagi Allah. Yaitu menjadi makhluk.
Menjadi makhluk artinya diciptakan, bukan sekedar isi dunia ini yang dimaksud dengan makhluk. Tetapi ruang dan waktupun diciptakan oleh Allah.
Ayat penguasaan dunia oleh Allah banyak terdapat pada Al Quran. Dunia merupakan penggambaran ruang.
Sementara, penguasaan waktu oleh Allah, sifatnya banyak tersirat pada Al Quran. Semisal secara tersirat tertera pada surat Al Fatihah ... "Yang menguasai hari pembalasan "...
Hari yang dikuasai ... karena waktu berada di genggaman Allah. Karena waktu adalah ciptaan.
Kembali pada sifat mustahil bagi Allah, yaitu menjadi makhluk. Maka "dzat" Allah tidak mungkin hadir di dunia ini. Karena segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah makhluk. Segala sesuatu yang memasuki dimensi ruang dan waktu adalah makhluk.
Maka menjadi jelas lah, bahwa secara "dzat" Allah tidak ada di dunia ini. Allah hadir di dunia ini dalam akal makhluk, dalam pengejawantahan-Nya. Pengejawantahan adalah bukti-bukti keberadaan Allah dari ciptaan-ciptaannya.
Jika Einstein dan Hawking tidak membatasi diri dan pemikirannya pada ruang dan waktu, mereka pasti sudah menemukan Tuhannya.
Dzat Allah yang sesungguhnya bersemayang di Arsy, singgasana Tuhan. Suatu bentuk penggambaran sederhana karena ketidakmampuan kata-kata dan keterbatasan akal dalam menggambarkan keadaan Allah.
Wallahu A'lam bishawab.
0 komentar:
Post a Comment