Sunday, July 19, 2020

Manusia Bisa Menentukan Pilihan Nasibnya, Tetapi Bukan Rejekinya



Banyak orang salah kaprah dan terbalik-balik terkait rejeki dan nasib. Terutama terkait dua hal ini :

1. Rejeki, mati dan jodoh sudah ditentukan oleh Allah. 
2. Manusia menentukan nasibnya sendiri.

Keduanya terlihat seperti bertentangan satu sama lain; Jika Allah sudah menentukan rejeki seseorang, untuk apa kita berusaha ?

Kalimat tersebut terlihat masuk logika, tetapi sebenarnya salah paham terhadap kriteria rejeki dan nasib.

Untuk lebih jelasnya, mari kita telaah satu persatu.

Rejeki adalah apa yang diberikan Allah secara cuma-cuma dan ditetapkan jumlahnya sejak awal manusia diciptakan. Bahkan tanpa diminta, tanpa diusahakan, pasti Allah turunkan. Sejak lahir sampai meninggal, jumlah rejeki yang Allah berikan tidak akan meleset dari apa yang sudah digariskan.

Nasib adalah pilihan kondisi berdasarkan usaha manusia. 

Apa korelasinya ?

Setiap manusia bisa menentukan nasibnya sendiri, menentukan usahanya sendiri, menentukan pilihan usahanya sendiri. Tetapi hasil usahanya, Allahlah yang menentukan. 

Nasib manusia adalah pilihan usaha dan jalan hidup. Setiap orang bisa menentukan nasibnya. Sebagai contoh, ada orang yang menentukan pilihan jalan hidupnya sebagai pedagang, punya cita-cita sebagai pedagang sukses dan berusaha keras menjadi pedagang sukses, tetapi tetap saja Allah yang menentukan hasilnya.

Jika demikian untuk apa manusia berusaha ? Catat hal ini :

Usaha merubah nasib itu terkait dengan kesiapan manusia menerima rejeki, ketika rejeki diturunkan.

Semisal :

si Fulan, ditetapkan rejekinya oleh Allah akan mendapat uang sebesar 10 milyar rupiah. Maka tanpa usaha sekalipun, si Fulan pasti mendapatkan rejeki itu. 
Tetapi karena si Fulan kerjanya hanya malas-malasan, tidak mau usaha, tidak mau belajar, maka ketika uang sebesar 10 Milyar itu diturunkan, dia tidak siap & tidak tahu harus diapakan uang tersebut. Alhasil, uang itu hanya berada di tangan dia dalam masa 5 hari saja, lalu hilang dan habis karena ditipu dan digunakan secara tidak tepat.
Jadi apakah Allah sudah menepati janjinya soal rejeki si Fulan ? Ya. Sudah, hanya saja si Fulan yang menyia-nyiakan.

Berbeda dengan si Fulanah, yang juga telah ditetapkan Allah rejekinya sebesar 10 milyar rupiah, dia rajin belajar dan bekerja keras serta bersungguh-sungguh dalam berusaha. Maka ketika uang 10 Milyar itu diturunkan, dia sudah tahu bagaimana mengelola uang tersebut. Sehingga rejeki itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Manusia Bisa Menentukan Pilihan Nasibnya, Tetapi Bukan Rejekinya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Kabhumian

0 komentar:

Post a Comment