Sunday, July 19, 2020

Cara Menghemat Penggunaan KCL dalam Proses Pembersihan Sumur Minyak


KCL merupakan salah satu material penting dalam proses pemeliharaan sumur. Zat satu ini dicampur dengan air tawar untuk membentuk larutan yang salin (asin) dengan tingkat salinitas yang mirip atau melebihi salinitas cairan formasi dari sumur tersebut.

Fungsi dari KCL ini ada 2 yaitu pertama sebagai cairan sirkulasi saat perawatan sumur, dimana dibutuhkan caitran dengan tingkat salinitas mendekati salinitas air formasi sumur tersebut supaya tidak terjadi swelling pada formasi yang mengandung  clay dalam sumur. Jika menggunakan air dengan tingkat salinitas lebih rendah dari air formasi dalam sumur, atau bahkan air tawar, dikhawatirkan clay dalam sumur mengalami swelling atau mengembang, sehingga mengurangi porostitas dan permeabilitas zona  produksi.
kedua KCL juga digunakan sebagai pemberat, biasa dipakai sebagai killing fluid untuk menahan tekanan dalam sumur supaya tidak terjadi kick atau flowing akibat tekanan dari bawah.

Harga minyak yang cenderung turun dan fluktuatif tentunya mengharuskan operator melakukan penghematan besar-besaran disegala lini, termasuk biaya produksi lapangan minyak.  Dalam rangka penghematan penggunaan KCL yang rutin dilakukan pada saat proses pemeliharaan sumur perlu dilakukan, terutama pada lapangan marginal yang memiliki tingkat operasional pemeliharaan sumur yang tinggi.

Jumlah dan Kualitas KCL yang ada di gudang logistik, biasanya berbeda-beda. Perhitungan tingkat salinitas biasanya berdasarkan perkiraan dari data pemasok KCL, lalu dilakukan perhitungan, berapa kg KCL yang dicampurkan dalam sekian barel air tawar. Tiap sumur memiliki tingkat salinitas air formasi yang berbeda-beda, tetapi pada pelaksanaanya tidak jarang dipukul rata penghitungan jumlah KCL yang dicampur dalam proses pembuatan cairan sirkulasi.

Dengan metode yang sederhana dan murah, kita bisa melakukan perhitungan salinitas yang relatif tepat dan hemat dalam pembuatan cairan sirkulasi tersebut. Caranya yaitu dengan mengukur tingkat resistivity cairan.
Langkah awal yang harus dilakukan yaitu membuat tabel resistivity cairan formasi dari masing-masing sumur.  Tabel ini diupdate tiap kali ada perubahan zona produksi disebuah sumur, seperti penambahan perforasi atau penutupan zona produksi. Tabel resistivity cairan formasi dijadikan pathokan untuk membuat larutan KCL yang sesuai.

Langkah berikutnya yaitu membuat larutan KCL skala lab dengan mencampurkan beberapa gram KCL dalam 1 liter air tawar lalu ukur resistivitnya,  Ambil pathokan salah satu sumur, semisal sumur A memiliki nilai resistivity cairan sebesar 2.5 ohm, Buatlah larutan dengan menambahkan KCL sampai mencapai nilai resistivity tersebut. Catat nilai gram KCL yang dicampurkan.

Setelah mendapatkan nilai gram KCL yang ditambahkan dalam 1 litter air, maka kita sudah memiliki perbandingan gram KCL : 1 liter air untuk mencapai nilai resistivity 2.5 ohm. 

Perbandingan inilah yang kemudian menjadi formula untuk membuat larutan dengan resistivity 2.5 ohm tersebut :

                x gram KCL   *  w liter air     = y gram KCL
               ----------------        
                1 liter Air            


x gram KCL adalah nilai yang didapat dari hasil percobaan di lab, w liter adalah jumlah cairan yang dibutuhkan sumur, y adalah gram KCL yang dibutuhkan u/ membuat larutan pada sumur tersebut.

w dalam liter, dimana 1 barel setara dengan 159 liter.

Lakukan hal yang sama dengan resistivity yang berbeda. 


  

Cara Menghemat Penggunaan KCL dalam Proses Pembersihan Sumur Minyak Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Kabhumian

0 komentar:

Post a Comment