Saat ini umat Islam lebih dikenal sebagai umat yang terpinggirkan dalam hal ilmu dan teknologi. Kalah disemua lini, dikuasai dan ditindas oleh bangsa lain.
Padahal karena Islam, muncullah ilmu dan teknologi diberbagai bidang dan berkembang. Islam mengumpulkan ilmu-ilmu yang diturunkan Allah dan yang tercerai berai di berbagai belahan dunia, merangkum dan mengembangkannya. Pada masa Islam, dibukalah pintu-pintu langit keilmuan baru.
Saat semua ilmu yang bisa, boleh dan mampu dikuasai manusia di alam ini diturunkan dengan sempurna, maka Allah melalui rasulnya, memberi kabar kepada seluruh manusia ; "... pada hari ini, telah kusempurnakan agamamu ..."
Diturunkannya dan disempurnakan ilmu bagi manusia, menjadikan manusia secara resmi diangkat menjadi khalifah di muka bumi. Sehingga tidak diperlukan lagi turunnya nabi dan rasul setelahnya. Tinggal manusia mengumpulkan, merangkum, mencari, menggali, memikirkan dan mengembangkan semua ilmu yang tersebar di seluruh penjuru langit dan bumi.
Dibukanya pintu-pintu ilmu bukan hanya perintah kepada umat Islam secara khusus, tetapi pada masa munculnya Islam dan dan diturunkannya Rasulullah inilah, Allah membukakan pintu-pintu ilmu dari seluruh penjuru langit dan bumi bagi manusia. Ilmu-ilmu yang telah diturunkan sebelumnya, memancarkan cahaya di seluruh penjuru langit dan bumi, menyambut pintu-pintu ilmu terbuka. Seluruh waliyullah dan malaikat Allah, membantu proses dibukakannya gerbang ilmu. Akal dan hati makhluk Allah dibukakan simpul-simpul pengetahuannya sehingga mampu menerima ilmu-ilmu tersebut.
Agama bagi umat Islam adalah seluruh sisi kehidupan, tidak dipisah pisahkan, agama dengan negara, agama dengan ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Agama Islam mencakup seluruh sendi kehidupan makhluk. Dengan kontrol tertinggi Islam dalam Ilmu : Akhlak mendahului Ilmu.
Semua ilmu harus didasarkan pada akhlak, untuk mencegah efek yang merusak dan merubah manusia menjadi fasik. Membuat kerusakan di atas muka bumi.
Iblis dan malaikat adalah pihak yang paling mempertanyakan Allah akan keputusan Nya menjadikan manusia khalifah di muka bumi, diberikan ilmu dan akal yang bisa membuat kerusakan di atas muka bumi. Manusia dengan akal dan nafsunya bisa merasa dirinya melebihi Allah, Tuhan pencipta alam, yang bahkan iblispun tidak berani. Malaikat melihat nafsu manusia yang tak pernah puas, menjadi penyebab kerusakan di muka bumi.
Tetapi pada akhirnya iblis bertepuk tangan dengan semua kefasikan manusia, karena dengan mempengaruhi kesombongan dan keserakahan manusia, dia bisa mengajak sebanyak-banyak manusia memasuki neraka bersama iblis dan pengikutnya. Kesombongan dan keserakahan adalah akar masalah diuisrnya iblis dan surga dan dikutuk oleh Allah.
Kesombongan akan ilmu dan kemajuan yang dicapai, membuat manusia merasa paling unggul bahkan merasa bahwa dirinya melebihi Tuhan bahkan merasa Tuhan tidak ada. Pada titik ini, iblispun tidak berani mengikuti.
Saat manusia Muhammad naik dari satu langit ke langit yang lebih tinggi, sampailah dititik dimana malaikat yang mengawalnya harus mundur karena tidak sanggup lagi mengikuti langkah nya. Demikian juga dengan iblis, dia mengawal manusia berbuat dosa dari satu tingkatan ke tingkatan dosa yang lebih tinggi, sampai dititik dimana Iblis harus mundur karena tidak lagi sanggup dengan dosa yang diperbuat manusia, yaitu dimana manusia merasa dirinya melebihi Allah bahkan menganggap Allah tidak ada.
Iblis puluhan ribu tahun beribadah kepada Allah, sehingga paling paham bahwa Allah lah yang tertinggi dari semuanya. Seluruh ilmu dan kekuatan berasal dari Allah. Jika diartikan iman hanya percaya kepada Allah, maka iblis termasuk makhluk yang paling beriman.
Karena kebodohan dan keberanian manusia dapat melakukan dosa tertinggi dari seluruh makhluk ciptaan Allah, menyebabkan manusia adalah bahan bakar api neraka bersama batu. Bukan Iblis.
Dibedakannya manusia dari iblis salah satunya adalah media penciptaan awalnya. Manusia dari tanah, iblis dari api (energi). Dilebihkannya manusia dari iblis adalah akalnya, bukan berarti iblis tidak berakal dan tidak mampu berpikir. Manusia memiliki kemampuan akal yang lebih dibandingkan iblis. Sehingga saat diuji oleh Allah, iblis kalah dari manusia lalu marah dan membencinya. Kebencian itu menyebabkan iblis tidak mau sujud kepada adam ketika diperintahkan.
Ketika Islam mengembang ilmu dengan hati-hati didasarkan oleh akhlak, bangsa lain yang belajar dari Islam hanya ilmu pengetahuannya saja tanpa dasar agama, berkembang tak terkontrol.
Melupakan dasar-dasar moral. Menjadi sombong dan serakah. Berkembangnya ilmu pengetahuan dengan kesombongan dan keserakahan itu berlangsung selama berabad abad sampai sekarang ini.
Kesombongan membuat manusia berlomba-lomba mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa dasar moral, menciptakan dan mengembangkan berbagai hal yang bukan hanya bermanfaat tapi juga merusak. Senjata api, biologi, kimia, bahkan nuklir. Aborsi, clonning, bayi tabung dan percobaan-percobaan yang dilakukan tanpa mempedulikan moral. Dan masih banyak lagi.
Ada yang dari awal memang diciptakan karena diketahu memiliki efek merusak, ada juga yang diketahui merusak setelah digunakan karena ketidakhati-hatian manusia.
Keserakahan menyebabkan manusia menggali berbagai sumber daya manusia secara berlebihan, bukan sesuai kebutuhan, tapi untuk menguasai dan bersenang-senang.
Ketika kesombongan dan keserakahan bergabung, bencana yang timbul menjadi semakin parah. Saat ini atas nama teknologi, kekinian, mode dan model, peralatan dibuat bukan semata-mata sesuai kebutuhan, tetapi sesuai mode yang lagi populer. Bahkan ketika produksi sebelumnya belum habis terjual atau masih bisa dipakai, sudah muncul model baru sehingga produk lama dibuang begitu saja. Perang mode menyebabkan penyerapan sumberdaya alam dan manusia secara berlebihan.
Sementara sejak awal umat Islam mengembangkan ilmu dengan penuh kehati-hatian dengan agama sebagai kontrolnya, membuatnya menjadi terkesan lambat. Kemudian tergerus oleh perkembangan zaman yang makin sombong dan serakah. Kolonialisme untuk menguasai kekayaan, sumberdaya alam dan manusia bangsa lain, menyebabkan tambah terpuruknya Islam dalam perkembangan zaman.
Kolonialisme menggerus semua usaha umat Islam berhati-hati dalam mengelola sumber dayanya. Habis sudah usaha umat Islam dalam bijak mengelola alam karena paksaan dari penjajah kolonial.
Selama masa imperialisme, keserakahan dan kesombongan ditularkan ke penduduk dunia dan umat Islam.
Maka ketika zaman kolonialisme berakhir, masyarakat dunia sudah berada pada cengkeraman budaya hidup sombong dan serakah, termasuk sebagian besar umat Islam.
Demikianlah ilmu pengetahuan yang Allah turunkan dan bukakan untuk manusia, disalahgunakan atas nama kemajuan.
Wallahu alam bishawab.
0 komentar:
Post a Comment