Friday, February 2, 2024

Islam Tidak Pernah Kalah dalam Ilmu Pengetahuan

Rata-rata orang barat bahkan sebagian besar umat Islam menganggap bahwa Islam kalah dalam bidang ilmu pengetahun, dan hanya mengekor pada ilmuwan barat.

Mari kita telaah lebih lanjut.

Dulu ketika dunia masih berada pada masa kegelapan, Ilmu pengetahuan di barat sering dianggap ilmu sihir, di bagian dunia lain ilmu pengetahuan disembunyikan, menjadi milik sebagian bangsa. Maka bangsa-bangsa yang maju memiliki rahasia-rahasia ilmu yang saling disembunyikan. Bahkan bangsa Yahudi, bangsa yang terkenal pandai pun tidak mengembangkan ilmu pengetahuan saat itu. Sibuk menyelamatkan diri dan perekonomian.

Islam muncul jaman Rasulullah, membawa pencerahan dalam berbagai bidang ilmu. Yang harus diingat, Islam tidak memisah-misahkan agama dengan negara, agama dengan ilmu pengetahuan, dan agama dengan berbagai bidang. Islam menuntun manusia, bahwa agama iotu meliputi segenap sisi kehidupan manusia.

Apapun dalam kehidupan Islam, harus menjadi rahmatan lil alamin, baik ajarannya, umatnya maupun segala ilmu yang dibawakannya.

Maka setelah Rasulullah menyampaikan wahyu Allah, bahwa ""..telah kusempurnakan agamamu ... " bagi umat Islam, itu merupakan pertanda dari Allah, bahwa seluruh ilmu yang bisa dan diperbolehkan diketahui, dimiliki dan kuasai oleh manusia, sudah diturunkan. Tinggal manusia mempelajari, menggali, mencari dan memanfaatkannya.

Demikianlah, pada masa setelah itu ilmuwan-ilmuwan Islam bertebaran di seluruh penjuru bumi, mencari, merangkum, menggali dan mengembangkannya. 

Maka, jadilah keilmuanan Islam unggul dari seluruh bangsa di dunia saat itu.

Lalu bagaimana Islam menjadi mundur seperti sekarang ? Kalah dengan berbagai ilmuwan di sulurh dunia ?

Sebenarnya tidak.

Konsep utama yang dipegang teguh oleh ilmuwan Islam yaitu : Akhlak mendahului Ilmu.

Sekalipun Keilmuanan Islam berkembang pada masa lalu, adab dan akhlak sebagai hamba Allah harus di nomorsatukan, dan tidak boleh melanggar hukum-hukum Allah. Karena melanggar hal tersebut, bisa menyebabkan manusia menjadi fasik dan berbuat kerusakan di muka bumi.

Disatu sisi ini menyelamatkan manusia dari kefasikan, berbuat kerusakan dimuka bumi, disis lain, ini membuat perkembangan ilmu pengetahuan berkembang secara hati-hati (baca : melambat), karena selalu mengkaji kemanfaatan dan kemudharatan.

Sebagai rahmatan lil alamin, ilmu pengetahuan yang telah dirangkum dan kuasai umat Islam, disebarkan ke seluruh penjuru bumi untuk dipelajari dan dimanfaatkan demi kesejahteraan manusia.

Hanya saja, ilmuwan-ilmuwan barat sering tidak menggunakan kaidah moral secara hati-hati dalam menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama dalam pemanfaatannya.

Persaingan dan keserakahan menjadi tolok ukur perkembangan ilmu pengetahuan, Ini menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan mereka melesat jauh meninggalkan ilmuwan muslim. Karena tidak adanya batasan moral yang membatasi.

Banyak keserakahan akibat pemanfaatan ilmu pengetahuan yang tidak bermoral, seperti diciptakannya senjata pemusnah masal entah itu senjata kimia, biologi, maupun nuklir. Perkembangan mode dunia yang bersaing ketat, menghisap sumberdaya alam secara berlebihan karena perang model dan model. Saat model lama ketinggalan jaman, model baru diciptakan padahal yang lama masih layak digunakan.

Islam sangat menghindari segala-sesuatu yang berlebih-lebihan, pengrusakan alam berlebih-lebihan, tenggelam dalam kehidupan dunia secara berlebih-lebihan dan sebagainya.

Dengan rahmat Allah, rata-rata umat Islam dituntun untuk hidup didaerah dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Menjunjung tinggi moral dalam Islam, menyebabkan eksploitasi sumber daya alam tersebut tidak jor-joran. 

Tetapi ini menjadi bumerang, karena negara-negara yang serakah mengekploitasi sumberdaya alam melihatkan sebagai mangsa yang harus dikuasai.

Jadilah Arab yang kaya minyak, Indonesia dengan tanah subur, emas dan tambangnya, dan berbagai negara muslim lainya, menjadi sasaran penjajahan, baik secara fisik, maupun ekonomi.

Demikianlah, Islam sebagai umat yang tengah pun terombang-ambing seperti buih dipantai. Dalam kondisi tersebut, keilmuwanan Islam dengan dasar-dasar Islam mulai redup dan tergeser dengan cemerlangnya keilmuanan barat.

Tetapi sumber dari segala sumber ilmu adalah Allah. Dia yang mengijinkan manusia mempelajari dan menguasainya. Tanpa tuntunan Allah, manusia hanya akan terjebak dan berputar-putar dalam pemikirannya saja dengan pembuktian yang tidak berujung.

Sekelas Einstein dan Hawking, tetap tidak mampu merumuskan hukum-hukum Alam dengan pasti. Hanya sebagian kecil yang mampu mereka ungkap, sisanya hanya kebingungan tak berujung. Kesombongan manusia menyebabkan mereka hanya mau mempelajari ilmu secara bottom up, menggunakan kemampuan berpikir sendiri sebagai manusia. Padahal Allah telah menurunkan penuntun yang jelas melalui kitab-kitab dan Rasulnya.

Einstein dan Hawking masih berputar-putar tentang konsep ruang dan waktu, menduga-duga dengan ilmu yang dimiliki. Padahal ruang dan waktu adalah ciptaan Ilahi, 'dzat' yang sering tidak mereka perhitungkan dalam menggali ilmunya.

Islam telah selesai dengan itu. Batasan yang jelas antara makhluk dan penciptanya, akhlak dan moralitas dalam Islam, menjadikan umat Islam tidak terjebak dengan pemikiran yang berputar-putar tanpa ujung. 



 


Islam Tidak Pernah Kalah dalam Ilmu Pengetahuan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Kabhumian

0 komentar:

Post a Comment