Konflik Israel Palestina sebenarnya bukan sekedar konflik perebutan fisik wilayah. Jauh lebih dalam lagi.
Yang menjadi pertanyaan besarnya, mengapa kaum muslimin harus menjaga Palestina dan Yerusalem, bukankah sudah ada Mekah & Ka'bah ?
Mari kita flashback ke masa Rasulullah menjalani Isra Mi'raj. Selain diperjalankan dari Mekah ke Masjidil Aqsa, Rasul pun naik ke langit untuk bertemu Allah. Ya, beliau naik ke Sidratul Muntaha dari Masjidil Aqsa, bukan di Mekkah.
Mekkah dan Ka'bah ditujukan bagi umat Islam dan hanya diakui oleh orang Islam, belum tentu diakui oleh umat agama samawi lainnya.
Sedangkan Masjidil Aqsa adalah gerbang/ portal langit yang disucikan Allah, tanah para nabi, ditasbihkan dengan energi ruh nabi-nabi pendahulu. Karena itulah dalam perjalanan Rasul Mi'raj, beliau bertemu dengan para nabi terdahulu. Baik Islam, Nasrani, Yahudi dan agama tauhid lainnya memiliki hak akses yang sama terhadap gerbang langit tersebut. Keimanan dan ridha Allah yang akan membimbing mereka sesuai tingkat kasyafnya.
Iblis tidak mampu menutup gerbang tersebut. Tetapi secara fisik ia bisa mencegah akses penganut agama samawi untuk menuju ke tempat tersebut, melalui umat manusia yang bersekutu dengannya.
Islam adalah agama samawi terakhir penutup dunia, sehingga umat Islam memiliki kewajiban untuk mempertahankan akses portal langit tetap terbuka secara adil bagi semua penganut agama samawi.
Mencegah penodaan tempat suci, mencegah penguasaan satu pihak sehingga menutup akses pihak lain ke tanah suci.
Inilah yang diperjuangkan oleh Kaum Muslimin di Palestina, tentara Allah yang menjaga kesucian tanah suci dan hak akses gerbang langit.
Walaupun telah dinubuatkan bahwa kelak di tanah Palestina pasti akan datang dajjal yang akan dapat menguasai dunia. Tetapi tidak ada satu manusiapun yang tahu pasti kapan itu terjadi.
Iblis akan bersekutu dengan kelompok penganut yahudi dan nasrani tertentu untuk menetapkan penguasaan tanah suci bagi bangsa Israel dan menutup akses portal langit bagi penganut agama lain terutama Islam.
Sehingga wajib bagi kaum Muslimin tetap berjuang mempertahankan kesucian Yerusalem - tanah Palestina dan menetapkan keleluasaan akses bagi semua penganut agama samawi.
Pada masa lalu Islam sudah membuktikan dua kali menjadi penjaga gerbang langit al quds. Yaitu pada masa Khalifah Umar Bin Khattab dan pada masa Sultan Salehudin Al Ayubi. Pada masa kepemimpinan dua orang tersebut, Yerusalem menjadi kota suci 3 agama secara damai. Tidak ada umat yang melecehkan satu sama lain.
Hal yang berbeda ketika Yerusalem di bawah penguasaan kristen, penghuni agama lain tidak bebas menjalankan ibadahnya. Terutama Yahudi, karena bagi sebagian umat kristen, Yahudi adalah penghasut sehingga Yesus di salib oleh tentara romawi. Pada zaman itu, sentimen anti semit masih tinggi, sehingga umat Yahudi benar-benar terpinggirkan.
Ketika zaman berganti, saat ini Yahudilah yang berkuasa mengendalikan Yerusalem. Keadaan yang sama bahkan lebih buruk terhadap umat Islam & kristen, karena Yahudi merasa hanya agamanya yang paling benar. Sehingga umat agama lain dilecehkan dan ditindas. Palestina ditindas dan direbut tanah & pemukimannya atas nama tanah yang dijanjikan. Kristen tidak diakui baik Yesus maupun kekristenannya.
Allah telah secara adil memberikan giliran bagi ketiga agama samawi untuk mengelola dan mengendalikan Yerusalem. Terbukti pada masa pengaturan Islam lah yang paling damai. Oleh karena itu Islam harus kembali mengelola tanah Palestina dan Yerusalem supaya ketiga agama samawi dapat beribadah dengan damai. Umat Islam dan umat agama samawi lainnya berhutang atas pengorbanan mereka yang syahid dalam menunaikan tugasnya.
Di tempat ini pula, kelak dajjal akan dimusnahkan mengawali masa damai dunia sebelum akhirnya gerbang langit ditutup ketika manusia yang tersisa kembali pada masa kegelapan dari menyembah Allah. Sesaat sebelum kiamat menjelang.
Wallahu A'lam Bishawab.
0 komentar:
Post a Comment