Wednesday, September 6, 2023

Mengenal Kehidupan Setelah Mati

Hidup manusia itu hanya sebentar, secara umum kurang dari 100 tahun. Tetapi dunia ini ada jutaan tahun yang lalu dan entah berapa ribu tahun kedepan akan ada sampai akhirnya kiamat datang.

Sebagian besar orang tidak bertanya-tanya dimana manusia sebelum dilahirkan, tetapi kemana manusia setelah mati, itu yang menjadi pertanyaan besar yang selalu ingin diketahui dan dirisaukan oleh manusia.

Ada ribuan teori tentang kehidupan setelah kematian, hampir semua agama mengeluarkan dalilnya masing-masing. Tentunya tanpa ada yang benar-benar bisa membuktikan secara empiris tentang kehidupan setelah kematian.

Sebagai umat Islam, kita ketahui bahwa manusia itu secara garis besar terdiri atas ruh, jiwa dan raga. Ruh adalah 'dzat' penggerak, Jiwa adalah karakter dasar manusia, dan raga adalah badan kasar yang terbuat dari sari pati tanah.

Jiwa dan Raga tidak akan bisa hidup dan bergerak jika tidak ada ruh. Jika diibaratkan komputer, jiwa dan raga seperti software/program dan hardware. Keduanya akan diam saja tanpa adanya listrik. Maka listrik inilah ruhnya, energi yang menyebabkan software dan hardware bekerja sama hidup dan beroperasi sebagaimana mestinya.

Ketika listrik dicabut, maka seketika itu juga komputer mati, siap atau tidak siap, sudah di shutdown ataupun belum, komputer akan langsung mati begitu saja.

Demikian juga dengan manusia, sesaat setelah ruh dicabut, tubuh akan mati. Jiwa tidak mampu lagi memerintahkan raga untuk bergerak. Sisa-sisa energi dalam diri manusia, menyebabkan raga masih merasakan sakit ketika diperlakukan kasar. Sensor-sensor tubuh masih bekerja.

Ketika malaikat datang untuk melihat apakah si fulan sudah siap menuju ke kematian yang sempurna atau belum, maka terjadilah proses pemilahan. Dalam bahasa agama, terjadi percakapan antara malaikat dan ahli kubur tentang siapa Tuhannya, Agamanya, Rasulnya dan lain-lain. Jiwa yang siap, akan dikumpulkan dengan jiwa-jiwa yang tenang untuk ditidurkan. Seluruh sensor tubuhnya dimatikan, sehingga jiwa tidak lagi merasakan raga.

Mereka yang tidak lolos proses seleksi, karena sibuk dengan keadaannya, akan tetap berada dialam kubur dengan sensor raga yang masih aktif, kesadaran yang masih nyata, memori yang masih bekerja, hanya saja raganya sudah tidak mampu lagi dikontrol oleh jiwanya, oleh otaknya. Diam raga itu dalam pelukan bumi, merasakan panas dinginnya bumi, merasakan himpitan tanah, gigitan binatang, pembusukan oleh bakteri. Tetapi diam tanpa mampu bergerak atau menepis.

Sampai energi yang tersimpan dalam tubuh yang mampu menghidupkan sensor-sensor tubuhnya hilang, selama itu pula tubuh merasakan adanya raga dengan semua kondisi yang dialaminya. Tentunya sensor yang dimaksud bukan sensor fisik seperti panca indra normal.

Setelah sensor tubuh tak mampu lagi mengirimkan sinyal ke kesadarannya, maka yang tersisa adalah kesadaran (conscious), memori, sensor kesadaran dialam kubur dan beberapa bagian jiwa yang lain. Ini semua yang kemudia disebut dengan sukma orang mati, bagian dari jiwa.

Mereka yang terjebak dialam kubur karena amal buruknya di dunia, kesadarannya akan terus hidup sampai kematiannya disempurnakan. Mereka terbagi menjadi dua, yang bersekutu dengan setan dan yang tidak bersekutu dengan setan. Mereka yang bersekutu dengan setan, sukmanya akan dikuasai oleh setan, dimanfaatkan dan diperbudak oleh setan. Mereka yang tidak bersekutu dengan setan, sukmanya akan "gentayangan" sampai waktu dimana kematian mereka disempurnakan.

Bagi yang karuniai Allah penglihatan, maka dia bisa melihat "makhluk" tak kasat mata tersebut. 

Tetapi kita harus bisa membedakan apa yang kita lihat, secara umum terbagi atas tiga kelompok :

- Sukma yang tidak bersekutu dengan setan

- Sukma yang bersekutu dengan setan

- Jin Qarin

Sukma yang tidak bersekutu dengan setan cenderung tidak mengganggu. Mereka hanya terjebak dialam kubur tanpa kepastian. Gentayangan, istilahnya. Penampakan mereka sesuka-suka mereka, sesuai kesadaran dan memori mereka. Senyamannya mereka, karena hidup di alam kubur bukanlah hal yang mudah dan nyaman.

Sukma yang bersekutu dengan setan, cenderung berbuat buruk sesuai perintah setan yang menjadi tuannya, jika melawan, mereka akan disiksa oleh majikannya itu. 

Jin Qarin lain lagi, mereka adalah jin pendamping yang ada pada setiap manusia. Hidup dan mengenal "inangnya", sepanjang hidup manusia tersebut. Ada yang merupakan jin muslim ada juga yang merupakan jin kafir. Jin adalah makhluk yang hidup lebih lama dari manusia. Bahkan jauh setelah manusia yang didamping mati, dia masih tetap hidup. Jika kematian tuannya itu tidak bisa diterima oleh jin qarin, tidak jarang jin tersebut membalas dendam dengan caranya sendiri. 

Bahkan karena cintanya terhadap manusia yang didampingi, dia bisa berbuat nekad termasuk membahayakan dirinya. Menampakkan diri dalam ujud buruk, ujud manusia yang didampingi, atau bahkan menggunakan kekuatannya untuk membalas dendam. Semua ini tentunya sangat membahayakan dirinya sendiri. Jika jin menampakkan dirinya di dunia manusia, maka secara langsung dia merubah komposisi tubuhnya setara dengan dunia manusia. Proses perubahan ujud ini memakan energi yang besar, sehingga menyebabkannya menjadi lebih lemah. Jika manusia yang diganggunya berani & menghabisinya, makan jin qarin tersebut juga akan benar-benar mati.

Wallahu alam bishawab




Mengenal Kehidupan Setelah Mati Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Kabhumian

0 komentar:

Post a Comment