Ada banyak literasi, tafsir, pertanyaan terkait Isra Mi'raj Nabi pada masa itu. Apakah Rasul melakukan Isra dan Mi'raj bersama badannya ataukah hanya Ruh-Jiwanya saja ?
Marilah kita telaah kembali persoalan ini, mengembalikan pada hakekat makhluk. Bahwa makhluk adalah ciptaan Allah yang terikat oleh ruang dan waktu. Dimana batasannya ?
Surga dan neraka juga merupakan makhluk, sehingga sampai ke level surga, semua terikat oleh ruang dan waktu.
Yang terlepas dari ikatan ruang dan waktu hanyalah Allah dan disisi Allah.
Dunia merupakan makhluk dengan level terendah, stabil dalam keterikatan ruang dan waktu yang diatur oleh sunatullah dalam bentuk hukum-hukum alam. Kuanta-kuanta energi yang bergerak sangat cepat membentuk atom yang tak tertembus, atom demi atom membentuk molekul dan senyawa. Lalu terbentuklah benda-benda yang bisa kita lihat dengan mata manusia.
Makhluk yang lain tercipta dari asap (kabut plasma energi), cahaya dan api (energi).
Dalam wujud badan manusia, tentunya kita terikat dengan hukum-hukum alam, dimana perjalanan badan secara normal memerlukan waktu yang cukup lama.
Tetapi jika manusia diurai menjadi level energi yang lebih tinggi, maka pergerakan manusia bisa lebih cepat, baik dalam bentuk plasma energi, cahaya maupun energi, tentunya kecepatan manusia bergerak sangat cepat.
Demikianlah, sesungguhnya pertanyaannya bukan apakah Rasul dalam Isra Mi'raj hanya ruh nya atau dengan badannya, melainkan dalam bentuk apakah ketika Rasulullah diperjalankan oleh Allah dari Mekah Ke Masjidil Aqsa, lalu dari Masjidil Aqsa ke langit pertama sampai ke tujuh, bahkan sampai bertemu dengan Allah disisiNya.
Jika yang dimaksud badan oleh para penanya adalah keseluruhan komposisi pembentuk Nabi, maka, jawabannya : Iya. Allah memperjalankan Rasul dengan badannya. Dengan keseluruhan komposisi pembentuk diri Rasulullah.
Wallahu A'lam Bishawab.
0 komentar:
Post a Comment