Friday, November 27, 2020

Tragedi Buah Khuldi, Sebuah Petaka Terlepasnya Kejahatan Bagi Makhluk


Buah khuldi dalam Islam, disebut juga dengan buah larangan, atau apel larangan bagi agama Nasrani, adalah buah di surga yang dimakan oleh Adam dan Hawa atas bujukan Iblis.

Bagi kaum Nasrani, pelanggaran Adam dan Hawa memakan apel larangan menjadi semacam dosa turunan bagi anak Adam yang sampai sekarang masih disebut terus berlangsung sampai dengan hari kiamat.

Banyak versi tentang buah satu ini, baik dalam periwayatan dan pemikiran Islam maupun di Agama Samawi lainnya.

Ada yang mengatakan bahwa buah larangan hanya merupakan buah biasa untuk menguji ketaatan manusia, tetapi ada yang menyatakan bahwa buah larangan sebenarnya merupakan buah yang berisi pengetahuan yang tidak boleh diketahui oleh makhluk. 

Sebelum membahas itu, marilah kita menelaah dahulu tentang manusia dan iblis. Iblis dan manusia secara fisik dibedakan dari materi penciptaannya, yang satu terbuat dari api, yang lainnya terbuat dari tanah.

Manusia dan Iblis sama-sama memiliki nafsu dan pemikiran/logika, tetapi akal hanya dimiliki oleh manusia.

Apa beda pemikiran/logika dengan akal ? Sebagai gambaran sederhananya adalah seperti ini. 

Iblis bisa memilih jalan ke kiri dan ke kanan, berdasarkan kepentingan dan nafsunya. Semisal iblis sedang lapar, iblis melihat disebelah kanan ada makanan, maka iblis akan memilih jalan ke kanan.

Bagaimana dengan Manusia ?

Manusia ketika lapar, dia melihat di arah sebelah kanan ada makanan. Sebelum melangkah mengambil makanan di sebelah kanan, dia akan memikirkan tentang makanan itu, apakah makanan itu layak dimakan dan boleh dimakan. 

Disinilah perbedaanya.

Iblis melakukan sesuatu berdasarkan kepentingan dan nafsu, semata-mata berdasarkan logika dari keduanya.

Sedangkan Manusia melakukan sesuatu tidak hanya berdasarkan kepentingan, nafsu, tetapi juga berdasarkan akal budi / nurani / perasaan.

Itulah kenapa Iblis jatuh kejurang kesesatan. Ketika ia disuruh menyembah Adam, dia menolak, karena merasa lebih tinggi api dari pada tanah dan merasa hanya Allah yang patut disembah dan tempat bersujud.

Tetapi Iblis lupa, bahwa yang memerintahkan hal itu adalah Allah sendiri. 

Akal pada manusia berisi pengetahuan, inisiatif, kemampuan mengelola logika dan nafsu, kemampuan membedakan baik, buruk dan subhat, serta akal budi atau hati nurani.

Iblis dengan komponen logika, nafsu baik dan nafsu buruk, Adam dengan komponen logika, nafsu baik, nafsu buruk dan akal.

Iblis terjebak oleh logika dan nafsu buruknya, sehingga ia diusir dari surga

Ini juga yang menyebabkan Iblis menjadi dendam kepada Adam dan Hawa, dia merasa bahwa Adam dan Hawa pun memiliki komponen yang sama dalam dirinya, yaitu logika dan nafsu. Sehingga ia bersumpah menyesatkan manusia dengan kedua unsur tersebut.

Manusia sebenarnya dipersiapkan menjadi khalifah di atas muka bumi, hal ini pun diketahui oleh Iblis. Surga tempat penciptaan manusia merupakan tempat penggemblengan manusia untuk persiapan sebagai khalifah tersebut.

Peristiwa diusirnya iblis karena menolak bersujud pada Adam, menimbulkan dendam kesumat dan bersumpah akan membuat Adam dan Hawa juga terusir dengan tidak hormat dari surga, dan bersumpah menyesatkan anak cucu adam lewat logika dan nafsu manusia.

Akan tetapi selama Adam dan Hawa masuk ke dalam surga, dalam masa persiapan menjadi khalifah di muka bumi, semua nafsu buruk tidak ada dalam diri mereka, dikunci Allah bersama kesesatan di satu tempat tertentu. Sehingga tidak mungkin bagi Iblis untuk membuat manusia tersesat dan dikeluarkan dari surga dengan tidak hormat.

Maka memohonlah Iblis kepada Allah untuk ditangguhkan hukuman nerakanya dan diijinkan menyesatkan dan menggoda manusia berdasarkan logika dan nafsu yang ada dalam diri manusia.

Allah Maha Adil, karena iblis dikeluarkan dari surga karena logika dan nafsunya, maka Allah memberi kesempatan Iblis menggoda dan menyesatkan manusia karena logika dan nafsunya sendiri. 

Atas izin Allah, Iblis diberi akses ke surganya Adam, juga diberitahu dimana nafsu buruk manusia dan kesesatan dikunci. Kepada Adam dan Hawa, Allah hanya memberitahu adanya buah khuldi yang terlarang, untuk menguji ketaatan manusia. Adam dan Hawa diperingatkan untuk tidak memetik apalagi memakannya.

Demikianlah, dengan berbagai cara, akhirnya Iblis berhasil menggoda Adam dan Hawa untuk melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang. Seketika itu juga, terlepaslah semua nafsu buruk dan kesesatan yang terkunci didalamnya, menyebar ke diri manusia dan alam semesta. 

Sedemikian dahsyatnya peristiwa itu, sampai terpentallah Adam dan Hawa dari surga, terlempar ke bumi di tempat yang berjauhan dengan segala macam kesusahan. 





Tragedi Buah Khuldi, Sebuah Petaka Terlepasnya Kejahatan Bagi Makhluk Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Kabhumian

0 komentar:

Post a Comment