Sunday, December 25, 2022

Kekekalan Allah VS Kekekalan Manusia

Ada banyak referensi terkait kekekalan Allah sebagai Tuhan, dan kekekalan manusia di surga dan neraka.

Ini tentunya menimbulkan berbagai pertanyaan dan pemikiran, seakan-akan Tuhan dan manusia sama-sama kekal. Sampai-sampai ada yang menulis bahwa akhirat pun  tidak kekal, karena kebingungan dalam memahami kekekalan Allah & kekekalan surga-neraka.

Kekekalan Allah merujuk dari sifat Allah "Baqa", berbeda dengan kekekalan manusia yang merujuk dari kalimat "Kholidina fiha abada".

Beberapa ulama mengatakan bahwa kekekalan Allah adalah kekekalan sejati, sedangkan kekekalan manusia terjadi karena dikekalkan oleh Allah.

Tentunya ini masih akan menimbulkan banyak pertanyaan bagi mereka yang masih mengandalkan akal dalam memahami kekekalan Allah.

Kesalahkaprahan ini berawal dari asumsi bahwa kekekalan manusia sama dengan kekekalan Allah, yaitu kekekalan yang terkait dengan "ruang dan waktu".

Sedangkan ruang dan waktu adalah ciptaan Allah. 

Sehingga jelas bahwa kekekalan manusia terikat oleh ruang & waktu. 

Sedangkan kekekalan Allah adalah kekekalan hakiki yang tidak terikat oleh ruang & waktu, karena mustahil bagi Allah masuk ke alam makhluk yang berarti menjadi makhluk.

Seseorang yang masuk neraka, maka dia terjebak dalam perputaran ruang dan waktu. Terjebak di alam materi dimana penciptaan dan penghancuran berlaku silih berganti. Dalam penggambarannya seseorang di neraka akan dibentuk menjadi manusia lalu dihancurkan kembali, dibentuk lagi dihancurkan lagi. Dalam bahasa ilmu pengetahuan manusia, digambarkan sebagai "black hole". Dimana semua materi yang masuk akan dimampatkan, digenjet, dihancurkan, lalu disisi lain akan kembali mengembang "tercipta" kemudian masuk lagi ke blackhole, dimampatkan, dihancurkan lagi, kemudian disisi keluar akan mengembang lagi "tercipta", dan seterusnya tanpa akhir.

Dalam Surat Al Mulk ayat 6, digambarkan sebagai " .. seburuk-buruk tempat kembali.."

Manusia yang terjebak dalam perputaran tersebut tidak akan bisa keluar kecuali ada kekuatan yang lebih besar dari itu untuk menyelamatkannya. Dalam Islam disebut dengan safaat.

Seseorang yang masuk surga, dia pun terjebak dalam perputaran ruang dan waktu. Tetapi terjebak di tempat yang tidak mengalami penghancuran dan penciptaan silih berganti seperti halnya penghuni neraka. Bahkan surga adalah tempat yang menyenangkan, apa yang diminta akan terwujud. 

Demikianlah kekekalan manusia, surga dan neraka.

Kekekalan Allah berada di luar jangkauan manusia untuk memikirkannya, kita hanya bisa mengatakannya sebagai kekekalan sejati yang tidak terikat oleh ruang dan waktu.

Wallahu a'lam bishawab.




Kekekalan Allah VS Kekekalan Manusia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Kabhumian

0 komentar:

Post a Comment